BRI Memberdayakan UMKM Sebagai Kearifan Lokal Yang Menjangkau Pasar Global

Dulu, ketika masih anak-anak, momen PRJ atau Pekan Raya Jakarta menjadi momen yang sangat saya tunggu-tunggu. Mulai dari PRJ yang diadakan di Monas, sampai akhirnya berpindah tempat ke JIEXPO Kemayoran. Dan salah satu yang paling menarik minat saya selain melihat ondel-ondel dan banyaknya atraksi kebudayaan serta konser musik disana adalah jajanan yang beraneka ragam. Kerak Telor adalah jajanan yang menjadi favorit saya. Makanan khas Betawi yang terbuat dari beras ketan putih yang dicampur telur ayam atau bebek, ditambah topping ebi sangrai, bawang goreng, kelapa sangrai dan bumbu-bumbu lainnya yang tentu saja membuat aromanya begitu menggoda. Rasanya gurih manis dengan tekstur yang berkarakter kriuk di luar dan empuk lembut di dalam. 

foto : dok pribadi

Kerak telor sebagai jajanan khas Betawi ini sayangnya tidak cukup mudah ditemukan, bahkan untuk saya yang tinggal di daerah yang mayoritas penduduknya adalah suku Betawi. Kenapa? karena biasaya kerak telor ini hanya dijajakan pedagang pada saat momen tertentu seperti PRJ tadi, atau pada saat festival-festival budaya yang diadakan di bulan-bulan tertentu saja. Padahal kerak telor ini menurut sejarahnya sudah ada dan digemari sejak jaman penjajahan Belanda. Konon di masa itu kerok telor menjadi salah satu kudapan bergengsi yang hanya bisa disantap oleh kalangan masyarakat kelas atas karena harganya yang sangat mahal. Tetapi seiring berjalannya waktu, akhirnya banyak masyarakat Betawi yang mulai membuat kerak telor dengan bahan-bahan yang lebih ekonomis dan menjualnya dengan harga terjangkau.  

Foto di atas merupakan salah satu foto yang saya ambil ketika datang ke Pesta Rakyat Waduk Tiu, Setu Cipayung, Jakarta Timur, dalam rangka hajatan betawi ke 495 tahun. Saya yang niat awalnya hanya ingin membeli kerok telor saja, begitu melihat ada bir pletok, toge goreng, dodol betawi, akhirnya jadi kalap dan ingin membeli semua jajanan itu. Tetapi sayangnya, uang tunai yang saya bawa tidak cukup untuk membayar semuanya. Dengan berat hati, saya pun memilih hanya membeli kerak telor dan bir pletok saja. Rencananya, besok sore saya akan kembali lagi untuk membeli dodol dan toge goreng. 

Tetapi apa yang terjadi kemudian? Besoknya ketika saya kembali, ternyata acaranya sudah selesai dan ditutup sebelum jam 12 siang. Rasanya kesal bukan main pada saat itu. Selain kesal, saya juga sedikit menyesal sebenarnya. Kenapa kemarin saya tidak membawa uang tunai lebih. Lalu seandainya saja para pedagang itu menyediakan pembayaran melalui QRIS, maka kemarin saya tidak perlu menunda-nunda untuk membeli dodol betawi dan toge goreng. 

foto : dok pribadi

Sebenarnya kenapa para pedagang UMKM banyak yang belum membuat QRIS sebagai pilihan cara pembayaran untuk mempermudah konsumennya?

 Ada banyak faktor menurut saya, salah satunya mungkin karena tarif biaya layanan yang dikenakan dirasa cukup memberatkan. Ditambah lagi sebagian pedagang UMKM berasal dari kalangan generasi berusia tua yang masih belum melek teknologi. Jadi wajar saja kalau mereka gagap terhadap macam-macam kecanggihan di era digitalisasi saat ini dan enggan untuk menerapkannya. 

QRIS itu Apa dan Bagaimana Cara Mendaftarnya? 

foto : dok BRI

Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau biasa dibaca KRIS, adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code. QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Semua penyelenggara jasa sistem pembayaran yang akan menggunakan QR Code pembayaran wajib menerapkan QRIS.

Saat ini, dengan QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari Penyelenggara manapun baik bank dan nonbank yang digunakan masyarakat, dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS, meskipun penyedia QRIS di merchant berbeda dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat.

Merchant hanya perlu membuka rekening atau akun pada salah satu penyelenggara QRIS yang sudah berizin dari BI​. Selanjutnya, merchant sudah dapat menerima pembayaran dari masyarakat menggunakan QR dari aplikasi manapun penyelenggaranya. 

Apa saja Keuntungan Menggunakan QRIS?

Bagi konsumen, tentu saja QRIS ini sangat memudahkan dalam melakukan pembayaran. You just scan and pay. Prosesnya cepat, tidak perlu repot membawa uang tunai, tidak perlu pusing memikirkan penyedia dompet digital mana yang bisa digunakan, dan tentu saja lebih aman karena transaksi kita sudah pasti terlindungi. Lalu bagaimana dengan pedagang?

Keuntungan Menggunakan QRIS bagi pelaku usaha UMKM diantaranya :
  • Penjualan berpotensi meningkat karena dapat menerima p​embayaran berbasis QR apapun.
  • Meningkatkan branding.
  • Kekinian.
  • Lebih praktis karena cukup menggunakan satu QRIS.
  • Mengurangi biaya pengelolaan kas.
  • Terhindar dari uang palsu.
  • Tidak perlu menyediakan uang kembalian.
  • Transaksi tercatat otomatis dan bisa dilihat setiap saat.
  • Terpisahnya uang untuk usaha dan personal.
  • Membangun informasi credit profile untuk memudahkan memperoleh kredit kedepan.​

Dari semua kemudahan itu, sebenarnya peran perbankan sangat dibutuhkan untuk mendampingi pelaku UMKM dalam melakukan transformasi agar bisa mengikuti perkembangan jaman. Salah satu bank yang cukup fokus dalam memberdayakan UMKM di Indonesia, sepengetahuan saya adalah BRI. Sebagai contoh konkret BRI dalam memberdayakan segmen Ultra Mikro dan UMKM sejauh ini dibuktikan dengan 85 persen penyaluran kredit BRI merupakan portofolio UMKM dengan nilai nominal Rp. 1.015 triliun setara USD65 miliar. 

dok : databoks.katadata.co.id


Apakah BRI Sudah Mendorong UMKM Menggunakan QRIS?

Tentu saja sebagai masyarakat awam, kita berharap BRI sebagai bank yang berkomitmen tinggi dalam memberdayakan UMKM bisa memfasilitasi proses peralihan dari transaksi konvensional menuju digitalisasi pembayaran. Mengutip dari detik.comDirektur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto mengungkapkan pemanfaatan QRIS menjadi upaya untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat serta para pelaku usaha, termasuk UMKM. Kemudahan bertransaksi melalui QRIS BRI ini telah terbukti mendukung pertumbuhan bisnis UMKM dan meningkatkan inklusi finansial di seluruh Indonesia hingga wilayah pelosok, seperti di Papua. Bahkan, terdapat peningkatan yang signifikan dalam penggunaan QRIS BRI di wilayah tersebut, dengan 43.237 pengguna yang mengalami pertumbuhan sebesar 36,5% Year on Year (YOY), dan volume transaksi sebesar 587,3% YoY atau mencapai Rp 294 miliar.

Terkait dengan hal tersebut, Regional CEO BRI Jayapura Herry Noercahya di tengah kunjungannya di Pasar Hamadi, Kota Jayapura, Papua pada Jumat tanggal 27 Oktober 2023 mengungkapkan peningkatan transaksi QRIS tersebut didukung oleh kemampuan BRI dalam mengedukasi nasabah UMKM, serta jaringan BRI yang kuat dan layanan prima, sehingga masyarakat merasakan langsung kemudahan layanan yang diberikan BRI. Dengan demikian, pantaslah bila kita menyebut BRI sebagai Pahlawan UMKM. Karena konsistensinya dalam memberdayakan UMKM dari tahun ke tahun telah berhasil meningkatkan UMKM kita ke kelas yang lebih tinggi.

Apakah UMKM Yang Menggunakan QRIS Terjamin Seluruh Keamanan Transaksinya?

Untuk menjawab keraguan masyarakat dan pelaku UMKM, BRI telah memperkuat sistem transaksi perbankan sejak tahun 2022 lalu melalui adopsi open banking demi percepat digitalisasi BRI.

Sesuai kebutuhan di era digital 4.0 ini, BRI telah meluncurkan layanan BRIAPI. 

BRIAPI merupakan sebuah antarmuka pemrograman aplikasi atau Application Programming Interface (API) yang dikembangkan oleh BRI yang memungkinkan integrasi antara aplikasi pihak ketiga dengan layanan BRI. BRIAPI diciptakan untuk melancarkan dan mempermudah berbagai kebutuhan transaksi perbankan yang dibutuhkan perusahaan serta institusi di era digital ini.

Sebagai informasi, BRI merupakan bank pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan sertifikasi PA-DSS (Payment Application Data Security Standard) dari PCI Security Standard Council. Sertifikasi ini memastikan bahwa  Bank BRI mengembangkan aplikasi pembayaran yang aman dan tidak menyimpan data penting nasabah. Selain itu, Bank BRI juga telah memperoleh sertifikasi ISO 27001 untuk layanan BRIAPI sejak 2019. ISO 27001 adalah standar keamanan internasional untuk penerapan sistem manajemen keamanan informasi pada suatu produk. Dengan dua sertifikasi berstandar internasional ini, Bank BRI membuktikan komitmennya untuk menjaga keamanan data nasabah. Jadi, baik masyarakat maupun pelaku UMKM tidak perlu khawatir lagi terhadap reputasi bank BRI dalam komitmen menjaga cybersecurity. BRI untuk Indonesia, kini sudah dapat diandalkan sebagai penggerak laju ekonomi dengan jaminan keamanan yang mumpuni.

Sebagai generasi muda yang tentunya ingin ikut andil dalam memajukan UMKM, mulai sekarang cobalah untuk lebih sering melirik produk-produk hasil kreasi UMKM. Setidaknya, jika kita bisa  beralih ke produk-produk yang mereka hasilkan maka besar kemungkinan UMKM dan Ultra Mikro bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Dan untuk jangka panjangnya, bisa saja UMKM kita mampu menjangkau pasar global sekaligus sebagai upaya menjaga kearifan lokal tetap terpelihara. Bukan tidak mungkin, suatu hari nanti kerak telor sebagai jajanan khas Betawi akan diminati sampai keluar negeri seperti corndog dan teobokki asal Korea Selatan yang saat ini sudah menjadi jajajan sehari-hari yang kita konsumsi.



Sumber data :
1. https://www.bi.go.id/QRIS/default.aspx
2. https://finance.detik.com/moneter/d-7014256/dorong-inklusi-keuangan-bri-ajak-masyarakat-manfaatkan-qris
3. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/08/07/makin-naik-penyaluran-kredit-umkm-bri-capai-8386-pada-kuartal-i-2023
4. https://developers.bri.co.id/id/news/percepatan-digitalisasi-perbankan-melalui-adopsi-open-banking-di-2022

No comments