Trik Membatasi Screen Time Pada Anak Threenager


"Menjadi ibu itu berat, tapi yakinlah kamu pasti kuat"


Itu bukan kalimat Dilan ke Milea ya, tetapi kalimat Pak Suami ke saya ketika saya mengalami baby blues pasca melahirkan anak pertama hampir 4 tahun lalu. Pun kalimat yang sama yang diulang kembali ketika saya mulai stress menghadapi tingkah polah bocah threenager yang benar-benar menguras energi dan emosi.  

Anak pertama saya memang sedang berada di fase threenager, usianya 3 tahun 8 bulan, jadi tingkah lakunya memang mirip anak-anak teenager alias anak-anak yang beranjak remaja. Rasa ingin tahunya sedang berada di titik puncak, ibunya harus ekstra sabar menanggapi segala jenis pemberontakan dan pertanyaan-pertanyaan ajaib yang tidak akan berhenti diulang-ulang sampai dia merasa puas dengan jawabannya. Termasuk melakukan segala yang kita bilang "jangan", salah satunya perkara membatasi screen time ini. 

"Anakmu tidak akan mengenal gadget kalau bukan kamu yang memperkenalkannya", pasti pernah mendengar kalimat itu ya? Saya pun mengakui memang benar adanya. Dulu saya sangat tegas menjauhkan anak saya dari gadget, dia hanya mengenal handphone sebagai media video call dengan bapak-ibunya. Dan tidak ada televisi di rumah kami sampai usianya dua tahun. Lalu ketika pandemi covid-19 di awal tahun 2020 mengharuskan kami bekerja dengan cara wfh (work from home) otomatis semuanya berubah. 

Saya dan Pak Suami tidak bisa lepas dari handphone karena tuntutan pekerjaan kami dan pola hidup kami yang berubah. Apalagi ketika kami sekeluarga harus isoman (isolasi mandiri) karena terinfeksi virus covid-19. Kami benar-benar mengandalkan gadget untuk menopang hidup kami, mulai dari memesan makanan secara online, belanja berbagai kebutuhan secara online, bahkan hingga konsultasi dokter dan memesan obat-obatan pun kami lakukan secara online. Kami pun pada akhirnya memutuskan untuk membeli televisi dan berlangganan Netflix sebagai satu-satunya media hiburan kami demi menaikkan imunitas tubuh dan menjaga kesehatan mental kami.

Bentuk nyata dari istilah yang mengatakan bahwa teknologi itu seperti pisau bermata dua kini kami rasakan juga. Terkait dengan kekhawatiran kami terhadap tumbuh kembang anak-anak yang sudah terkontaminasi gadget. Saya sebagai orang-tua tidak ingin anak-anak terkena dampak negatif dari screen time yang berlebihan. 

Karena sejak kejadian isoman kami sekeluarga itulah, anak saya yang selama ini hanya mengenal handphone sebagai media untuk video call, akhirnya mengerti kalau alat canggih itu bisa juga untuk menonton video YouTube, Instagram, bahkan belanja mainan. Bukan hanya itu, dia pun jadi ketagihan menonton televisi. Tetapi tentu saja saya batasi, ada aturan-aturan yang kami sepakati sehingga si bocah threenager ini tidak bisa menonton sesuka hati. Selain itu kami sebagai orang tua juga berusaha mengajak anak-anak melakukan kegiatan-kegiatan yang membuatnya melupakan gadget. Kegiatan bermain bersama merupakan salah satunya, untuk ide-ide permainan anak usia threenager, moms juga bisa melihat dari artikel ini. Jadi kalau moms saat ini anaknya juga sedang berada di fase yang sama dengan anak saya, mungkin tips dan trik dari pengalaman saya bisa menjadi pertimbangan sebagai cara membatasi screen time pada anak. 


1. Ajak Anak Melakukan Permainan Seru



Bermain Cat Air dan Finger Painting

Mungkin sebagian orang tua akan langsung geleng-geleng kepala dan menolak ide permainan ini ya? Saya pun awalnya sempat ragu karena takut rumah menjadi kotor dimana-mana. Tetapi setelah mempelajari berbagai manfaatnya, ya sudahlah rumah kotor tidak mengapa yang penting anak-anak bisa mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitasnya. 
Bermain cat air dan finger painting ini juga bisa sebagai media ekspresi mereka, jadi coba saja diperhatikan warna-warna yang dipilih anak-anak saat bermain. Pilihan warna-warna itu menggambarkan suasana hati anak saat melukis, jadi kita bisa tahu apakah anak sedang senang, marah, atau jangan-jangan dia lagi sedih kalau ternyata pilihannya warna-warna yang gelap.     
Manfaat lainnya, kita juga bisa sekaligus memperkenalkan konsep warna pada anak. Minta si kecil bereksperimen dengan mencampur warna hingga menghasilkan warna-warna sekunder. 
Motorik halus anak juga jadi terlatih karena jari-jarinya banyak bergerak dan bergesekan dengan media lukis, sekaligus juga meningkatkan koordinasi mata tangannya. Dijamin seru.


Bermain Creative Block

Bermain creative block ini menjadi permainan favorit anak saya yang dimainkan hampir setiap hari. Konsep bermainnya pun saya bebaskan, tidak melulu membangun kota dan bangunan-bangunan sesuai buku petunjuk. Karena tujuannya memang untuk meningkatkan imajinasi dan kreatifitasnya. Pun agar ia memahami konsep bentuk, ukuran, warna, serta keseimbangan. Kesabarannya juga akan terlatih karena harus menyusun balok-balok dengan teliti hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Uniknya anak saya, permainan balok ini kadang bisa dia jadikan media bermain peran juga. Jadi balok-balok ini tidak disusun tetapi dimainkan sebagai bahan bangunan yang diangkut dengan truk mainannya kemudian seolah-olah dikirim dari sebuah gudang ke proyek yang sedang dia kerjakan seolah-olah dia sedang menjadi seorang Arsitek  yang mengerjakan sebuah proyek konstruksi.  


2. Ajak Anak Bermain Di Luar Rumah




Bermain Motor Trail


Anak laki-laki saya ini memang penyuka motor trail, mulai dari koleksi mainan motor trail, menonton YouTube petualangan dengan motor trail, sampai mencoba naik motor trail mini keliling kampung. Banyak kontroversi mengenai apakah bijak membolehkan anak naik motor mini ini. Tetapi kalau saya pribadi, selama dalam pengawasan intens dari orang tuanya ya tidak masalah. Justru bagus untuk melatih ketangkasan dan keberanian anak. 


Bermain Sepeda di Taman

Anak-anak pun bisa bosan bermain di rumah saja, meskipun sama-sama bermain sepeda tetapi bermain di halaman rumah dengan bermain di taman sekitar rumah itu rasanya pasti berbeda. Jadi sesekali ajaklah mereka bermain sepeda sekaligus menghirup udara segar di taman. Udara segar ini sangat bagus untuk paru-paru anak sekaligus sebagai refreshing tanpa perlu mengajaknya liburan jauh dengan menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kendaraan. 



Bermain Bersama Pet Animals

Mungkin kami termasuk beruntung karena tinggal di perkampungan dimana lingkungannya masih banyak tetangga yang memelihara hewan ternak seperti ayam, burung, bahkan kambing. Jadi saya tidak melulu harus mengajak anak-anak ke kebun binatang untuk bisa mengenalkan mereka dengan pet animals. Mereka sudah bisa bermain dan berinteraksi langsung dengan hewan ternak ini dengan bebas sambil jalan-jalan pagi.
 


Bermain di Playground

Bahagia rasanya sekarang sudah banyak playground di sekitar rumah kami. Fasilitas umum untuk bermain anak-anak ini jadi favorit saya sebagai ibu"tim hemat-hemat club''. Kenapa? Tentu saja karena tidak ada tiket masuknya alias gratis. Fasilitas bermainnya pun lengkap mulai dari ayunan, perosotan, sampai wall climbing ada disini. Tempatnya juga luas jadi anak-anak bisa bebas berlarian kesana-kemari. Kita tinggal mengawasi sambil bonus selfie-selfie untuk konten di sosial media. Seru kan?


Bermain di Pantai

Sebagai ex-anak Jakarta Utara yang tinggalnya dekat dengan pantai, rasanya kurang pas kalau belum mengajak anak bermain pasir di pantai. Kalau dulu, saya bisa berjalan kaki dari rumah ke Pantai Muara Baru. Tetapi karena sekarang hijrah ke Kota Bekasi, jadi saya tidak mungkin mengajak anak-anak saya sering-sering main pasir di pantai. Padahal bermain pasir sangat bagus untuk perkembangan motorik halus anak. 

3. Buat Kesepakatan Waktu dan Durasi Screen Time dengan Anak

Anak-anak usia threenager itu pintar bernegosiasi, jadi sebaiknya kita libatkan mereka dalam setiap aturan yang kita buat. Saya biasanya mengajak anak diskusi terlebih dulu sebelum akhirnya menetapkan sebuah aturan, termasuk waktu screen time. Jadi anak pun mengerti bahwa aturan waktu dan durasi  screen time itu merupakan kesepakatan bersama yang tidak boleh dilanggar.
Untuk anak saya, dia memilih waktu menonton televisi di pagi hari mulai jam 07.00 WIB sampai jam 08.00 WIB setelah itu dia akan mematikan televisinya dan bermain sampai sore. Kemudian jam 17.00 WIB sampai dengan Adzan Magrib, setelah itu dia akan meminta dibacakan buku sambil bermain di dalam kamar bersama adiknya.    

4. Support System dari Orang Terdekat

Ketika kita sebagai orang tua sudah menerapkan berbagai aturan sedemikian rupa untuk membatasi screen time pada anak, tetapi support system dari orang-orang terdekat tidak ada rasanya semua menjadi sia-sia. Jadi saran saya, kita sebagai orang tua wajib meminta dukungan orang-orang terdekat seperti nenek-kakek atau om dan tantenya anak-anak. Jangan sampai dilarang menonton televisi di rumah, kemudian anak justru pergi ke rumah neneknya untuk menonton televisi disana karena tidak adanya larangan serupa dari sang nenek. 


Hal yang tidak kalah penting dalam upaya membatasi screen time pada anak adalah konsistensi kita sebagai orang tua, jadi jangan sampai goyah ketika anak mulai merengek dan merajuk. Karena dari artikel yang saya baca di website Generos, screen time berlebih itu bisa menyebabkan anak mengalami speech delay. Meskipun bukan merupakan satu-satunya penyebab anak menjadi speech delay karena banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, salah satunya adalah kecukupan nutrisinya. Sebagai tambahan untuk mencukupi nutrisi anak, Moms bisa juga menambahkan Generos yang merupakan vitamin berbahan herbal untuk menjaga daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, juga menutrisi otak anak dan membantu optimalkan kinerja otaknya. Jadi Generos ini sangat baik digunakan sebagai penunjang kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang anak karena berbahan utama alami lima quantum yaitu ikan sidat, pegagan, madu hutan, mengkudu, dan temulawak. 
Manfaat ikan sidat sendiri sebagai ratu gizi untuk kecerdasan anak sudah dibuktikan dengan berbagai penelitian ilmiah. Bahkan di Jepang, ikan sidat atau unagi yang bentuknya mirip ikan belut ini menjadi favorit karena memiliki kandungan omega 3 lebih tinggi daripada ikan salmon.
Generos ini juga telah lulus uji BPOM dan telah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI, sehingga moms tidak perlu ragu lagi untuk memberikannya ke anak moms.
Untuk pembelian Generos sendiri bisa dipesan melalui berbagai e-commerce yang sudah terpercaya. Yuk moms, segera pesan Generos untuk penunjang pertumbuhan buah hati kita. Karena dibalik anak yang tumbuh sehat dan bahagia, ada seorang moms yang juga ikut bahagia .



No comments